Tradisi Sebar Uang di Hari Raya Kuningan
Sabtu, 18 Desember 2010 | 10:43 WIB

Muhammad Hasanudin
Tradisi Mesuryak, desa Bongan, Tabanan, BaliTERKAIT:
TABANAN, KOMPAS.com — Sebuah tradisi unik selalu digelar warga Desa Bongan, Tabanan, setiap merayakan hari raya Kuningan. Seusai menggelar persembahyangan bersama, setiap keluarga yang berkecukupan membagi-bagikan uang kepada warga dengan cara disebar di udara.

Secara niskala tidak nyata kita memberikan sesajen dan secara skala nyata kita memberikan uang sebagai bentuk nyata.
-- Ketut Subagia

Tradisi bernama Mesuryak atau dalam bahasa Indonesia artinya bersorak ini selalu disambut antusiasme warga desa mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Meski masih berpakaian adat lengkap, mereka tak canggung untuk memburu pecahan uang mulai dari Rp 500 hingga Rp 100.000. Bahkan, tak jarang beberapa dari mereka mengalami cedera karena saling berebut untuk mendapatkan uang yang mereka incar.
Menurut salah seorang warga yang konsisten menjaga tradisi ini, Mesuryak adalah warisan leluhur dan berlangsung secara turun-termurun. Tradisi ini merupakan simbol persembahan kepada leluhur yang sudah meninggal agar diberi tempat yang layak di alam sana.
"Secara niskala (tidak nyata) kita memberikan sesajen dan secara skala (nyata) kita memberikan uang sebagai bentuk nyata," ujar Ketut Subagia, salah seorang warga yang menjadi tuan rumah Mesuryak.
Mereka yang menyelenggarakan Mesuryak meyakini bahwa rezeki akan berlimpah jika memberi kebahagiaan kepada sesama dengan cara membagi-bagikan uang karena hal ini berarti membekali leluhur mereka yang telah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar